Setelah tau ciri ciri ketika kita mengalami KEMELEKATAN, apakah anda
termasuk orang yang MELEKAT? Silahkan saja Tanya pada diri anda
sendiri. Karena saya sangat merasa kasian dan khawatir ketika siapapun
yang mengalami KEMELEKATAN maka akan menderita selama menjalaninya. maka
bagi anda yang MELEKAT terhadap sesuatu, segeralah lepaskan dan
MELEKATLAH sewajarnya! Jangan jauh jauh dech ngomongin orang lain, lhaa
saya sendiri mengalaminya tidak hanya terjerembab dalam kemelekatan
dalam hal keberangkatan ke Pangandaran. Saya juga terjebak dalam
KEMELEKATAN dalam hal percintaan. Beberapa tahun kebelakang saya
mencintai seorang wanita dan dia saya TEMPELKAN kuat sekali dalam batin
dan kehidupan saya. Sehingga ia menjadi bagian dalam diri dan kehidupan
saya, hingga saya mengalami KEMELEKATAN yang sangat akut sekali. Lalu
apa contohnya kalau sesuatu itu atau orang yang kita cintai sudah
menjadi bagian diri kita? Terkadang kalau orang yang sedang dimabuk
cinta atau sedang menikmati indahnya kisah cinta biasanya tingkah dan
ucapan merekapun seolah seperti orang yang benar benar ‘mabuk’
Contoh kalimat yang sering diucapkan oleh orang yang sedang dimabuk
cinta seperti ini: “ENGKAULAH HIDUPKU, ENGKAULAH NYAWAKU. KAULAH
SEGALANYA, KAMULAH SATU-SATUNYA, AKU TIDAK BISA HIDUP TANPAMU, KAMU
HIDUP DAN MATIKU. Preeeett Ahhh hehhe … apalagi mengaku secara sadar
kalau mereka telah melekat. Contoh kalimatnya seperti ini ‘RASA RINDUKU
SELALU MELEKAT KEPADAMU’ Ini seperti saya waktu dulu ya, sering kali
saya ucapkan kalimat kalimat seperti yang diatas. Dan ketika saya sudah
benar benar serius ingin segera menikahinya. Lalu apa yang terjadi?
Justru wanita yang saya cintai itu malah menikah dengan orang lain,
malahan saya mengalami hal ini sudah dua kali. Kebayangkan betapa
MELEKATNYA saya kepada wanita itu? Dan yang lebih parahnya lagi tidak
hanya saya yang MELEKAT, wanita itupun sama sampai sampai dia sudah
menikahpun masih MELEKAT kepada saya. Karena ketika saya terakhir ketemu
dengannya ia sudah memiliki seorang putra. Dan yang membuat ia masih
MELEKAT, ketika anaknya itu bernama RIDWAN ya sama dengan nama saya.
Alasannya ternyata ketika itu ia hanya ingat kepada saya (waaahhh…. Jadi
terbang nieh idung) hehe…
Setelah saya mengenal beberapa teman di FB, akhirnya saya sadar bahwa
saya divonis KEMELEKATAN stadium akhir hehe… dan perlu kita sadari
kita harus lebih MELEKAT kepada-Nya yang menciptakan kita, wanita, dan
seisi dunia ini. Saya copas nieh kutipan dari mas Arif teman saya di FB.
Karena sesuatu selain TUHAN YANG MAHA ABADI, pasti akan musnah.
Suami, istri, uang, rumah, mobil, sepeda motor semuanya tidak abadi.
Anda pun juga tidak abadi dan akan sirna meskipun uang, mobil, rumah,
istri, suami dan sebagainya masih ada. Siapapun yang berharap kepada
sesuatu yang tidak abadi bersiaplah kecewa. Saya sangat prihatin dengan
beberapa lagu bertema cinta yang secara tidak langsung mengajarkan
kemelekatan terhadap makhluk. Syairnya kurang lebih begini : “Kaulah
darahkuuu, kaulah nadikuuuuu, kaulah jantungkuuu, kaulah napasskuuuuu …
kaulah hidupkuuuuuu, juga matikuuuuu”. Padahal subyek yang dimaksud
bukan Tuhan yang MAHA ABADI. Anda sudah bisa tebak apa yang akan terjadi
jika sang kekasih pergi? Sudah pasti akan sangat menderita karena ia
sudah sangat melekat dengan kekasihnya itu. Ya, bisa jadi akan bunuh
diri. Dan bukankah anda pernah mendengar atau melihat informasi dari
media tentang kasus bunuh diri gara-gara patah hati? Itu adalah fenomena
KEMELEKATAN.
Sudah jelas kan betapa bahayanya KEMELEKATAN itu? So, dari mulai
sekarang bolehlah kita MELEKAT kepada mahluk-Nya tapi yang sewajarnya
saja, karena KEMELEKATAN berlebihan sama saja kita MENUHANKAN.
MELEKATlah kepada DIA yang menciptakan alam semesta ini, DIA Yang Maha
Abadi, tempat bergantung semua mahluk. Mari kita belajar dari tukang
parkir yang menyadari bahwa segala sesuatu itu hanya TITIPAN SEMENTARA.
Tukang parkir itu banyak kendaraan tapi tidak sombong dan ketika diambil
satu-satu kendaraannya dia tidak merasa kehilangan. Mengapa? KARENA
HANYA YANG MERASA MEMILIKI LAH YANG AKAN MERASA KEHILANGAN. Sadari bahwa
segala sesuatu di dunia ini hanya inventaris dari TUHAN YANG MAHA
MEMILIKI. Kita sesungguhnya bukan pemilik sebenarnya, kita hanya MERASA
MEMILIKI. Bukankah tubuh kita pun hanya titipan? Mari kita renungkan
friends.
Catatan ini saya persembahkan terkhusus untuk sahabat saya mas Arif
yang benar benar menyadarkan saya dan memberikan pencerahan mengenai
kehidupan ini. Saya ucapkan banyak terimakasih terutama dan yang paling
utama kepada-Nya yang memberikan rasa kasih sayang sesama mahluk, dan
DIA yang menuntun saya untuk menuju kepada kehidupan yang lebih baik.
Meskipun saya sempat terjerembab dalam KEMELEKATAN, tapi saya ikhlas
menerima. Terimakasih juga untuk teman teman yang sudah rela meluangkan
waktunya untuk membaca note saya dan tak sedikit yang memberikan
komentarnya, sehingga menghantarkan saya untuk lebih belajar banyak lagi
menulis.
***
Sampai jumpa di note selanjutnya…
_/|\_
Terimakasih mudah mudahan bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
matur nuwun...