Selamat datang di note yg ke- 2 ini dan bagi yang baru membaca note
kedua ini, alangkah afdolnya baca terlebih dahulu note yang bagian
pertama! hehe... sekarang dapat dipahami kan judulnya?
setelah dapat komentar dan kritikan yang membangun. But i just wanna say thanks very much, jadi sebuah pelajaran.
Yups disini saya akan menceritakan pengalaman hidup pribadi saya yang sempat terjerembab dalam KEMELEKATAN. begini ceritanya:
Awalnya sieh ada tawaran dari dosen untuk mengunjungi salah satu
tempat rehabilitasi para pecandu narkoba sekaligus ke tempat pesantren
milik dosen tersebut yang ada di Ciamis, tepatnya di Panumbangan.
berhubung darisana dekat ke Pangandaran, so kamipun merencanakan untuk
berwisata kesana. Kalau menurut pribahasa mah "sekali dayung dua tiga
pulau terlampaui" jadi sambil mencari ilmu dan pengalaman, kita juga
bisa bermain di pantai Pangandaran. Singkat cerita kelas sayapun
menyetuji tawaran dari dosen bersangkutan, sebab memang benar adanya
kalau hanya teori saja tidak afdol jika tidak tidak disertai dengan
praktik.
Jadi kelas saya mengunjungi para korban kenakalan remaja tersebut
karena ini ada keterkaitannya juga dengan materi mata kuliah. Susunan
panitiapun segera disusun termasuk saya juga sebagai penanggung jawab
transportasi dan korlap, namun dari awal kebanyakan dari kelas saya
excited ke Pangandaran (disini mulai timbul KEMELEKATAN) sehingga
panitia sangat disibukkan untuk mendapatkan izin dari pihak lembaga.
Ditengah persiapan itu mulai timbul masalah dengan adanya issue bahwa
dari HIMADIKSARIS (himpunan mahasiswa pendidikan bahasa Inggris) tidak
akan memberikan izin untuk keberangkatan kami. Tapi kami selaku panitia
keukeuh bahwasannya study tour ini harus bisa dilaksanakan meskipun
harus "bobolokot kesang". what the meaning bobolokot kesang? hehe...
Disini kami selaku panitia bersikeras untuk bisa menggulirkan program
tersebut, sampai sampai kami mengubah tema acara demi mulusnya
perizinan dari pihak lembaga (mulai meradang KEMELEKATANNYA). Dan
diputuskan tema acaranya bukan study tour, tapi rekreasi. Akhirnya pihak
lembagapun memberikan izin setelah panitia termasuk saya merubah tema
acara dengan agenda yang sama yaitu study banding ke tempat rehabilitasi
para pecandu narkoba tersebut. Tapi kalau boleh jujur, dari sekian
mahasiswa yang ikut study banding itu mayoritasnya hanya ingin bermain
di Pangandaran saja (hayooo... pada ngaku nieh yang ikut kesana!)
hehe...
Pada intinya dari semua prosedur yang harus kami tempuh itu dengan
cara MEMAKSAKAN kehendak dengan segala cara yang penting bisa jadi
rekreasi, tanpa menghiraukan efek nanti yang akan timbul. Dan benar saja
akibat MEMAKSAKAN dan terlalu MELEKAT dengan keinginan itu, masalahpun
mulai timbul dari mulai travel, mahasiswa yang masih galau antara mau
ikut atau enggak, terus lagi masalah yang paling teramat rumit ketika
dari pihak HIMADIKSARIS yang mempertanyakan legalitas izin dari prodi
yang masih meragukan dikarenakan cap prodi dianggap meniru karena pihak
prodi tidak merasa memberi cap tersebut (padahal panitia tidak membuat
cap palsu). Masalah ini paling complicated, karena besoknya kita
berangkat.
Singkatnya karena saking ngotot untuk menggulirkan acara
tersebut, sehingga kami selaku panitia merasa bahwa sesuatu keinginan
itu sudah menjadi bagian diri kita. Dan itulah salah satu ciri dari
KEMELEKATAN.
bersambung ke part 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
matur nuwun...