Kamis, 03 Oktober 2013

TERJEREMBAB DALAM "KEMELEKATAN" part 4

Setelah tau ciri ciri ketika kita mengalami KEMELEKATAN, apakah anda termasuk orang yang MELEKAT?  Silahkan saja Tanya pada diri anda sendiri. Karena saya sangat merasa kasian dan khawatir ketika siapapun yang mengalami KEMELEKATAN maka akan menderita selama menjalaninya. maka bagi anda yang MELEKAT terhadap sesuatu, segeralah lepaskan dan MELEKATLAH sewajarnya! Jangan jauh jauh dech ngomongin orang lain, lhaa saya sendiri mengalaminya tidak hanya terjerembab dalam kemelekatan dalam hal keberangkatan ke Pangandaran. Saya juga terjebak dalam KEMELEKATAN dalam hal percintaan. Beberapa tahun kebelakang saya  mencintai seorang wanita dan dia saya TEMPELKAN kuat sekali dalam batin dan kehidupan saya. Sehingga ia menjadi bagian dalam diri dan kehidupan saya, hingga saya mengalami KEMELEKATAN yang sangat akut sekali. Lalu apa contohnya kalau sesuatu itu atau orang yang kita cintai sudah menjadi bagian diri kita? Terkadang kalau orang yang sedang dimabuk cinta atau sedang menikmati indahnya kisah cinta biasanya tingkah dan ucapan merekapun seolah seperti orang yang benar benar ‘mabuk’

Contoh kalimat yang sering diucapkan oleh orang yang sedang dimabuk cinta seperti ini: “ENGKAULAH HIDUPKU, ENGKAULAH NYAWAKU. KAULAH SEGALANYA, KAMULAH SATU-SATUNYA, AKU TIDAK BISA HIDUP TANPAMU, KAMU HIDUP DAN MATIKU. Preeeett Ahhh  hehhe … apalagi mengaku secara sadar kalau mereka telah melekat. Contoh kalimatnya seperti ini ‘RASA RINDUKU SELALU MELEKAT KEPADAMU’ Ini seperti saya waktu dulu ya, sering kali saya ucapkan kalimat kalimat seperti yang diatas. Dan ketika saya sudah benar benar serius ingin segera menikahinya. Lalu apa yang terjadi? Justru wanita yang saya cintai itu malah menikah dengan orang lain, malahan saya mengalami hal ini sudah dua kali. Kebayangkan betapa MELEKATNYA saya kepada wanita itu? Dan yang lebih parahnya lagi tidak hanya saya yang MELEKAT, wanita itupun sama sampai sampai dia sudah menikahpun masih MELEKAT kepada saya. Karena ketika saya terakhir ketemu dengannya ia sudah memiliki seorang putra. Dan yang membuat ia masih MELEKAT, ketika anaknya itu bernama RIDWAN ya sama dengan nama saya. Alasannya ternyata ketika itu ia hanya ingat kepada saya (waaahhh…. Jadi terbang nieh idung) hehe…

Setelah saya mengenal beberapa teman di FB, akhirnya saya sadar bahwa saya divonis KEMELEKATAN stadium akhir hehe…  dan perlu kita sadari kita harus lebih MELEKAT kepada-Nya yang menciptakan kita, wanita, dan seisi dunia ini. Saya copas nieh kutipan dari mas Arif teman saya di FB.
Karena sesuatu selain TUHAN YANG MAHA ABADI, pasti akan musnah. Suami, istri, uang, rumah, mobil, sepeda motor semuanya tidak abadi. Anda pun juga tidak abadi dan akan sirna meskipun uang, mobil, rumah, istri, suami dan sebagainya masih ada. Siapapun yang berharap kepada sesuatu yang tidak abadi bersiaplah kecewa. Saya sangat prihatin dengan beberapa lagu bertema cinta yang secara tidak langsung mengajarkan kemelekatan terhadap makhluk. Syairnya kurang lebih begini : “Kaulah darahkuuu, kaulah nadikuuuuu, kaulah jantungkuuu, kaulah napasskuuuuu … kaulah hidupkuuuuuu, juga matikuuuuu”. Padahal subyek yang dimaksud bukan Tuhan yang MAHA ABADI. Anda sudah bisa tebak apa yang akan terjadi jika sang kekasih pergi? Sudah pasti akan sangat menderita karena ia sudah sangat melekat dengan kekasihnya itu. Ya, bisa jadi akan bunuh diri. Dan bukankah anda pernah mendengar atau melihat informasi dari media tentang kasus bunuh diri gara-gara patah hati? Itu adalah fenomena KEMELEKATAN.

Sudah jelas kan betapa bahayanya KEMELEKATAN itu? So, dari mulai sekarang bolehlah kita MELEKAT kepada mahluk-Nya tapi yang sewajarnya saja, karena  KEMELEKATAN berlebihan sama saja kita MENUHANKAN. MELEKATlah kepada DIA yang menciptakan alam semesta ini, DIA Yang Maha Abadi, tempat bergantung semua mahluk. Mari kita belajar dari tukang parkir yang menyadari bahwa segala sesuatu itu hanya TITIPAN SEMENTARA. Tukang parkir itu banyak kendaraan tapi tidak sombong dan ketika diambil satu-satu kendaraannya dia  tidak merasa kehilangan. Mengapa? KARENA HANYA YANG MERASA MEMILIKI LAH YANG AKAN MERASA KEHILANGAN. Sadari bahwa segala sesuatu di dunia ini hanya inventaris dari TUHAN YANG MAHA MEMILIKI. Kita sesungguhnya bukan pemilik sebenarnya, kita hanya MERASA MEMILIKI. Bukankah tubuh kita pun hanya titipan? Mari kita renungkan friends.

Catatan ini saya persembahkan terkhusus untuk sahabat saya mas Arif yang benar benar menyadarkan saya dan memberikan pencerahan mengenai kehidupan ini. Saya ucapkan banyak terimakasih terutama dan yang paling utama kepada-Nya yang memberikan rasa kasih sayang sesama mahluk, dan DIA yang menuntun saya untuk menuju kepada kehidupan yang lebih baik. Meskipun saya sempat terjerembab dalam KEMELEKATAN, tapi saya ikhlas menerima. Terimakasih juga untuk teman teman yang sudah rela meluangkan waktunya untuk membaca note saya dan tak sedikit yang memberikan komentarnya, sehingga menghantarkan saya untuk lebih belajar banyak lagi menulis.
***

Sampai jumpa di note selanjutnya…
_/|\_
Terimakasih mudah mudahan bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

matur nuwun...