Idul Fitri adalah hari yang menggembirakan bagi muslim
sedunia untuk bersilaturahmi ke rumah sanak saudara atau tetangga, apalagi bagi
anak-anak yang ditunggu adalah THR dari paman, bibi, kakak dan saudara-saudara
yang lainnya. Tapi lain cerita lagi bagi mereka yang sudah dewasa dan memiliki
penghasilan kerap menjadi serbuan keponakan, adik dan saudara-saudaranya sering
dimintai uang THR. Maklumlah kadang kala anak-anak tersebut ada
juga yang disuruh oleh orang tuanya. Hehe…
Nah ketika menghadapi
situasi tersebut mudah kali untuk dilalui, tinggal kita rogoh kocek lalu beri
mereka uang. Kelar masalah, tapi lain lagi ketika menghadapi para orang tua
dari anak-anak tersebut. Ketika sedang berkumpul dengan keluarga besar dalam
suatu ruangan, ada satu moment yang membuat kita yang sudah dewasa (usia 24
tahun keatas) terkadang rasanya ingin beranjak dari obrolan tersebut. Ya
keinginan itu terdorong hanya karena bibi atau paman bahkan orang lain bertanya
seperti ini “kapan nikah?” ya pertanyaan ‘horor’ itulah yang mendorong kita
untuk hengkang dari obrolan mereka. Kalau kita telisik lebih dalam menurut
pemikiran saya, mereka yang bertanya “kapan nikah?” menjadi sebuah modus hanya
ingin mengetahui status kita saja apakah jomblo atau enggak, kalau jomblo
mungkin berharap bisa dijodohkan dengan anak mereka sesama jomblo, siapa tau
jodoh. Haha…
Situasi itulah
terkadang membuat kita kesal, kikuk, bingung untuk menjawabnya.Pokoknya campur
aduklah rasanya tuh.Nih ane akan berbagi bagaimana cara menjawab pertanyaan
‘horor’ tersebut.
Pertama
ya jawab saja, namun menjawabnya seperti halnya seorang ilmuan dan katakanlah “Pertanyaan bagus.Saya telah
meneliti tentang hal tersebut menggunakan rumus relationshipitas, namun ujicoba
masih gagal di beberapa sektor unsur kimia karena senyawa proton di dalam
atom-atom saya belum mampu terikat erat dengan senyawa electron di dalam
atom-atom calon istri.Bisa dibilang, penelitian dan uji coba masih
berlangsung.”Bergumamlah sedikit sembari menyentuh-nyentuh janggut dengan telunjuk.Usahakan
ekspresi ente seperti sedang berpikir keras.Biar greget, pakailah kacamata dan
congkel beberapa kata ala sains.Penjelasan panjang dan ribet sangat dianjurkan.
Kedua, menjawab pertanyaan ala
mafia.Siap-siaplah dari rumah dengan memakai jas dan topi apaan tuh pokoknya
topi yang biasa dipakai mafia.Sertakan pula empat orang bersenjata pistol
mainan, ceritanya sebagai pengawal.Suruhlah para pengawal jadi-jadian itu untuk
segera menodongkan pistol sekejap setelah ditanya.
Senyum dan katakan secara halus,
“Coba ulangi pertanyaannya?”
Ketiga, jawablah pertanyaan itu
selayaknya seorang Hacker.Pasang tampang cool atau setidaknya sok-sokan cool
juga boleh. Sesekali kucek-kuceklah mata biar kayak orang yang kelamaan nebeng
di depan layar monitor. Katakan, “Aku udah mencoba membobol password di
komputer kapan, tepatnya di jaringan cintanya.Tapi firewall di lubuk hatinya
punya sandi keamanan yang sangat kompleks.Mungkin dengan menambahkan beberapa
script, aku akan berhasil, doakan aku kawan!”
Selanjutnya, jawablah selayaknya
kita seorang pengacara.Terkejutlah dan katakan, “Atas dasar hukum apa
pertanyaan anda?Pasal XXX menyebutkan bahwa hal tersebut sudah tidak kebal
hukum dan bisa saya pidanakan dengan tuntutan atas pencemaran rasa terdalam.”
Yang terakhir jawablah secara
syari’ah, karena selepas biasanya nuansa Ramadhan masih terasa.Senyum sumringah
dan tambahkan kalimat dengan kata-kata Islami. Kalau perlu pakai Bahasa Arab
sekalian, biar disangka lagi membaca doa penangkal pertanyaan kapan nikah.
Katakan, “Insya Allah, bila Allah
sudah mempertemukan saya dengan ikhwan/akhwat yang beriman.”
Kalau ente semua gak bisa berlagak
seperti yang disebutkan tadi, jawablah seperti biasa saja.Cukup pasang tampang
seperti biasa, nggak perlu diganteng-gantengin atau dicantik-cantikin.Soalnya
tampang ente ya gitu-gitu aja.
Katakan, “Wah, belum ketemu jodoh,
tante.”
“Nggak tahu kapan.”
“Besok, entah kapan.Doain aja yak.”
Serius amat baca tipsnya. Haha… kali
ini saya akan berbagi jurus jitu dan serius ini mah. Jurus ini bisa dilakukan
setiap tahun menjelang atau setelah Idul Fitri, berharap menjadi realita dan
do’a karena adanya repetition (pengulangan). Kita gak usah repot repot mencegah
orang lain untuk tidak melontarkan pertanyaan horror ‘kapan nikah?’.Kita hampiri
saja orang tua kita dan pastikan keadaan mereka sedang tenang, santai.Lalu
briefing mereka dan katakan saja langsung “ayah, ibu… anakmu ini sudah
menginjak usia 20 tahun lebih, tentu tatkala nanti berkumpul berasama keluarga
besar. Mereka akan bertanya tentang status saya yang masih saja asyik
menyendiri, mungkin ayah dan ibu juga merasa khawatir dengan hal tersebut? jangan
khawatirkan itu karena toh jodoh sudah Allah persiapkan yang pantas untuk saya.
Ibu dan ayah pasti berharap mendapatkan menantu yang terbaik, bukan?Maka dari
itu dengan kerendahan hati anakmu ini mohon dido’akan untuk urusan jodoh. Gak
hanya itu tentu kita juga harus berusaha, ayo mari kita sama sama memantaskan
diri untuk menyambut orang yang terbaik tersebut. Barang tentu anakmu tercinta
ini sedang dan terus berusaha berbenah serta memantaskan diri untuk calon
pendamping hidup nanti, begitu pun dengan ayah dan ibu.Kalau hanya saya saja yang
berusaha belumlah maksimal tanpa usaha dari kalian, saya juga meminta supaya
ibu dan ayah memantaskan untuk menjadi bagian keluarga yang terbaik.Yang harus
kita perbaiki mulai sikap kita, ibadah kita,perbaiki dan tingkatkan sebaik
mungkin. Dengan begitu maka akan semakin kuatlah kita bisa menjadi bagian dari
keluarga terbaik di hadapan Allah. Insya Allah…”
Silahkan saja kalimatnya bisa
diimprovisasi sendiri, yang menjadi point utamanya yaitu sama sama memantaskan
diri dan memperbaiki kualitas ibadah kepada Allah, karena kalau hanya kita saja
yang berusaha tanpa dibarengi oleh usaha orang tua takutnya kurang maksimal
usaha tersebut. Kalau kata kang Dede Yusuf mah “hayu urang babarengan”.Sebenarnya,
tidak ada jawaban pasti untuk menjawab pertanyaan ‘kapan nikah’, karena masa
depan adalah rahasia Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
matur nuwun...