Minggu, 12 Juli 2015

Menjawab Pertanyaan 'HOROR'

Idul Fitri  adalah hari yang menggembirakan bagi muslim sedunia untuk bersilaturahmi ke rumah sanak saudara atau tetangga, apalagi bagi anak-anak yang ditunggu adalah THR dari paman, bibi, kakak dan saudara-saudara yang lainnya. Tapi lain cerita lagi bagi mereka yang sudah dewasa dan memiliki penghasilan kerap menjadi serbuan keponakan, adik dan saudara-saudaranya sering dimintai uang THR. Maklumlah kadang kala anak-anak tersebut ada juga yang disuruh oleh orang tuanya. Hehe…

Nah ketika menghadapi situasi tersebut mudah kali untuk dilalui, tinggal kita rogoh kocek lalu beri mereka uang. Kelar masalah, tapi lain lagi ketika menghadapi para orang tua dari anak-anak tersebut. Ketika sedang berkumpul dengan keluarga besar dalam suatu ruangan, ada satu moment yang membuat kita yang sudah dewasa (usia 24 tahun keatas) terkadang rasanya ingin beranjak dari obrolan tersebut. Ya keinginan itu terdorong hanya karena bibi atau paman bahkan orang lain bertanya seperti ini “kapan nikah?” ya pertanyaan ‘horor’ itulah yang mendorong kita untuk hengkang dari obrolan mereka. Kalau kita telisik lebih dalam menurut pemikiran saya, mereka yang bertanya “kapan nikah?” menjadi sebuah modus hanya ingin mengetahui status kita saja apakah jomblo atau enggak, kalau jomblo mungkin berharap bisa dijodohkan dengan anak mereka sesama jomblo, siapa tau jodoh. Haha… 
Situasi itulah terkadang membuat kita kesal, kikuk, bingung untuk menjawabnya.Pokoknya campur aduklah rasanya tuh.Nih ane akan berbagi bagaimana cara menjawab pertanyaan ‘horor’ tersebut.
Pertama ya jawab saja, namun menjawabnya seperti halnya seorang ilmuan dan katakanlah “Pertanyaan bagus.Saya telah meneliti tentang hal tersebut menggunakan rumus relationshipitas, namun ujicoba masih gagal di beberapa sektor unsur kimia karena senyawa proton di dalam atom-atom saya belum mampu terikat erat dengan senyawa electron di dalam atom-atom calon istri.Bisa dibilang, penelitian dan uji coba masih berlangsung.”Bergumamlah sedikit sembari menyentuh-nyentuh janggut dengan telunjuk.Usahakan ekspresi ente seperti sedang berpikir keras.Biar greget, pakailah kacamata dan congkel beberapa kata ala sains.Penjelasan panjang dan ribet sangat dianjurkan.

Kedua, menjawab pertanyaan ala mafia.Siap-siaplah dari rumah dengan memakai jas dan topi apaan tuh pokoknya topi yang biasa dipakai mafia.Sertakan pula empat orang bersenjata pistol mainan, ceritanya sebagai pengawal.Suruhlah para pengawal jadi-jadian itu untuk segera menodongkan pistol sekejap setelah ditanya.
Senyum dan katakan secara halus, “Coba ulangi pertanyaannya?”

Ketiga, jawablah pertanyaan itu selayaknya seorang Hacker.Pasang tampang cool atau setidaknya sok-sokan cool juga boleh. Sesekali kucek-kuceklah mata biar kayak orang yang kelamaan nebeng di depan layar monitor. Katakan, “Aku udah mencoba membobol password di komputer kapan, tepatnya di jaringan cintanya.Tapi firewall di lubuk hatinya punya sandi keamanan yang sangat kompleks.Mungkin dengan menambahkan beberapa script, aku akan berhasil, doakan aku kawan!”

Selanjutnya, jawablah selayaknya kita seorang pengacara.Terkejutlah dan katakan, “Atas dasar hukum apa pertanyaan anda?Pasal XXX menyebutkan bahwa hal tersebut sudah tidak kebal hukum dan bisa saya pidanakan dengan tuntutan atas pencemaran rasa terdalam.”

Yang terakhir jawablah secara syari’ah, karena selepas biasanya nuansa Ramadhan masih terasa.Senyum sumringah dan tambahkan kalimat dengan kata-kata Islami. Kalau perlu pakai Bahasa Arab sekalian, biar disangka lagi membaca doa penangkal pertanyaan kapan nikah.
Katakan, “Insya Allah, bila Allah sudah mempertemukan saya dengan ikhwan/akhwat yang beriman.”

Kalau ente semua gak bisa berlagak seperti yang disebutkan tadi, jawablah seperti biasa saja.Cukup pasang tampang seperti biasa, nggak perlu diganteng-gantengin atau dicantik-cantikin.Soalnya tampang ente ya gitu-gitu aja.
Katakan, “Wah, belum ketemu jodoh, tante.”
“Nggak tahu kapan.”
“Besok, entah kapan.Doain aja yak.”

Serius amat baca tipsnya. Haha… kali ini saya akan berbagi jurus jitu dan serius ini mah. Jurus ini bisa dilakukan setiap tahun menjelang atau setelah Idul Fitri, berharap menjadi realita dan do’a karena adanya repetition (pengulangan). Kita gak usah repot repot mencegah orang lain untuk tidak melontarkan pertanyaan horror ‘kapan nikah?’.Kita hampiri saja orang tua kita dan pastikan keadaan mereka sedang tenang, santai.Lalu briefing mereka dan katakan saja langsung “ayah, ibu… anakmu ini sudah menginjak usia 20 tahun lebih, tentu tatkala nanti berkumpul berasama keluarga besar. Mereka akan bertanya tentang status saya yang masih saja asyik menyendiri, mungkin ayah dan ibu juga merasa khawatir dengan hal tersebut? jangan khawatirkan itu karena toh jodoh sudah Allah persiapkan yang pantas untuk saya. Ibu dan ayah pasti berharap mendapatkan menantu yang terbaik, bukan?Maka dari itu dengan kerendahan hati anakmu ini mohon dido’akan untuk urusan jodoh. Gak hanya itu tentu kita juga harus berusaha, ayo mari kita sama sama memantaskan diri untuk menyambut orang yang terbaik tersebut. Barang tentu anakmu tercinta ini sedang dan terus berusaha berbenah serta memantaskan diri untuk calon pendamping hidup nanti, begitu pun dengan ayah dan ibu.Kalau hanya saya saja yang berusaha belumlah maksimal tanpa usaha dari kalian, saya juga meminta supaya ibu dan ayah memantaskan untuk menjadi bagian keluarga yang terbaik.Yang harus kita perbaiki mulai sikap kita, ibadah kita,perbaiki dan tingkatkan sebaik mungkin. Dengan begitu maka akan semakin kuatlah kita bisa menjadi bagian dari keluarga terbaik di hadapan Allah. Insya Allah…”
Silahkan saja kalimatnya bisa diimprovisasi sendiri, yang menjadi point utamanya yaitu sama sama memantaskan diri dan memperbaiki kualitas ibadah kepada Allah, karena kalau hanya kita saja yang berusaha tanpa dibarengi oleh usaha orang tua takutnya kurang maksimal usaha tersebut. Kalau kata kang Dede Yusuf mah “hayu urang babarengan”.Sebenarnya, tidak ada jawaban pasti untuk menjawab pertanyaan ‘kapan nikah’, karena masa depan adalah rahasia Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

matur nuwun...